Beberapa tahun terakhir, stunting menjadi isu prioritas nasional untuk untuk ditangani secara menyeluruh. Stunting tidak hanya masalah tinggi badan, akan tetapi juga dikhawatirkan berdampak rendahnya kemampuan belajar dan munculnya penyakit kronis. Pada tahun 2022 angka stunting nasional mencapai 21,6 % sedangkan di Kota Yogyyakarta 13,8 % jauh di bawah rata-rata nasional. Tahun 2023 ini ditargetkan angka stunting menurun signifikan di Kota Yogyakarta. Meskipun sudah relatif lebih baik, diharapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyajarta tidak lengah harus lebih serius untuk mewujudkan balita sehat dan zero (0 %) stunting.
Muhammad Ali Fahmi, SE, MM yang juga menjabat sebagai Sekretaris Komisi D DPRD Kota Yogyakarta menyampaikan bahwa per 15 November 2023, di Kota Yogyakarta data yang sudah diukur 10.662 balita dan 1.254 (11,76 %) balita di antaranya stunted. Bantuan pemerintah berupa alat antropometri untuk 623 Posyandu se-Kota Yogyakarta diharapkan akan semakin mendukung upaya penurunan kasus stunting.
Menurut Fahmi, beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mempercepat penurunan stunting dan menuju zero stunting antara lain: pendataan seluruh warga secara akurat, pengukuran rutin, sosialisasi tentang kesehatan, kebersihan, pola makan dan pemenuhan gizi termasuk pentingnya ASI dan MPASI.
Di Kota Yogyakarta juga perlu digiatkan Forum Penurunan Stunting yang melibatkan Forkompida, Puskesmas, akademisi, ormas, badan usaha dengan CSR nya, kader Posyandu, PKK sampai dengan tingkat RT dan RW dengan harapan kerjasama banyak pihak dapat mempercepat menurunkan kasus stunting. Yang tidak kalah penting, perlu kebijakan alokasi anggaran khusus dalam Musrenbang untuk penanganan stunting di 45 kelurahan termasuk Posyandu se-Kota Yogyakarta.
Muhammad Ali Fahmi, SE, MM
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Jogja
Anggota Fraksi PAN DPRD Kota Jogja